MENGENAL UDANG HIAS RED BEE SHRIMP
MENGENAL UDANG HIAS RED BEE SHRIMP - Red Bee Shrimp salah satu jenis udang hias air tawar dan sangat cocok untuk di pelihara di dalam Aquascape kesayangan anda. Dan Udang Red Bee Shrimp Juga merupakan adalah jenis udang pada aquascape yang memiliki keindahan warna terang merah putih dengan model belang.
Udang red bee shrimp ini biasanya memiliki beberapa grade, semakin banyak warna putih semakin bagus dan mahal udang ini. Sehingga Semakin banyak orang yang meminati untuk mengembangkan dan membudidayakan nya.
Red Bee termasuk dalam jenis caridina, yang membutuhkan kisaran suhu cukup dingin dibawah 28derajat, dan optimal dibawah suhu 28derajat.
Jenis udang red bee sama halnya dengan jenis udang black bee memerlukan kualitas air mendekati sempurna agar dapat di budidayakan. Kualitas air yang lebih tinggi dari jenis udang neo caridina.
MENGENAL UDANG HIAS RED BEE SHRIMP
RED BEE SHRIMP |
udang red bee saat mengalami stres warnanya akan hilang, biasanya terjadi saat pengangkutan dan warna akan kembali cerah saat sudah beradaptasi dengan lingkungan aquascape. Saat udang stres biasanya akan melakukan pergantian kulit.
Semakin kecil ukuran udang semakin cepat beradaptasi dengan ukuran. Dikarenakan ukuran udang besar biasanya jarang melakukan ganti kulit.
Udang jenis ini perlu sedikit asam dimana ph sebaiknya kisaran 6,2-7,2 yang dapat dilakukan dengan menampung air hujan yang sudah diendapkan atau menggunakan khusus seperti soil.
Suhu terbaik untuk udang red bee haruslah tetap dalam keadaan dingin, apalagi untuk daerah kota yang biasanya memiliki suhu tinggi. Dapat dilakukan dengan menggunakan AC ruangan atau fan atau kipas angin.
Semakin dingin suhu udara diatas 22 derajat . warnanya akan semakin baik dan terang.
Udang red bee walapun terdengar susah untuk perawatan jika anda memenuhi syarat dua tadi, kondisi air tetap dingin dengan keadaan aquascape yang sudah jadi. udang dapat hidup dengan optimal.
Sejarah Udang Red Bee
Penyilangan udang red bee dilakukan oleh pria Hisayasu suzuki asal Nagoya pada tahun 1992. Dia mengeluarkan modal sampai dengan 80 juta yen untuk menghasilkan jenis udang baru red bee.
Udang ini dulunya merupakan persilangan antara black zebra dengan red full crystal. Di jepang semua penjualan udang red bee di monopolo oleh restoran sushi di Aichi tersebut. Udang ini saat akan dijual biasanya disterilisasi memakai lampu ultra violet agar tidak bisa dipijahkan oleh penangkar lain.
Udang red bee pemijahannya gampang-gampang susah dengan ukuran akuarium 160x90x70cm dengan pH, suhu dan kadar CO2 yang sesuuai tak sampai 2 bulan udang ini dapat beternak dan berpijah. Namun jika melenceng sulit beranak pinak. Makannya pemijahan udang reb bee memerlukan filter dan chiller khusus.
Habitat alami Udang red bee Shrimp biasanya bersembunyi di balik daun mereka biasa bertelur di dedaunan. terutama jenis tanaman seperti rumput dan berdaun seperti bulu. Jenis udang redbee mampu bertelur sampai dengan 30 anakan.
Udang red bee atau blac bee merupakan jenis hewan invertebrata air tawar spesies Caridina sp. tergolong pada genus Neocaridina keluarga (family) Atyidae yang pertama kali ditemukan di wilayah Asia Timur.
Sebenarnya, spesies udang hias red bee ini merupakan mutasi hasil penyilangan dari jenis red crystal dan black zebra. Dengan menghabiskan modal sebesar ¥ 80.000.000,- dan waktu hingga enam tahun, akhirnya Hisayasu Suzuki asal Nagoya Jepang berhasil mendapatkan mutasi red bee dan black bee yang permanen dari 3000 indukan black zabra.
Kesuksesannya itu mulai diperkenalkan ke dunia internasional pada tahun 1998. Nah, kita sekarang hanya tinggal menikmati saja keindahan si bungkuk mini yang cantik ini, nggak perlu susah payah menciptakan mutasinya. Ukuran tubuhnya maksimal sekitar 2,1-2,3 cm saja.
Sejak tahun 2012, saya sendiri sudah mengetahui adanya jenis udang hias red bee dan black bee ini. Tapi, ketika itu belum tertarik benar untuk membudidayakannya. Yaa...hanya sebatas suka melihatnya saja di aquarium orang lain...
Baru pada pertengahan tahun 2015, timbul rasa penasaran saya untuk mencobanya, soalnya...denger-denger dari rekan, katanya mengembangbiakan jenis udang hias ini mesti bener-bener mengontrol kondisi airnya, kalau tidak, tinggal tunggu kematian udang-udang hias peliharaan kita.
Selama kurang lebih sebulan saya mencoba mempelajari berbagai informasi mengenai karakteristik dan sifat kedua jenis udang hias ini, mulai dari kondisi air, pakan, hingga penyakit yang mungkin menyerangnya.
Kini, setelah enam bulan, alhamdulillah hasilnya mulai bisa saya nikmati, walaupun harus bersusah payah dulu untuk bisa mengembang biakannya.
Mendapatkan indukan Udang red bee Shrimp
Untuk mendapatkan indukan red bee atau black bee hingga saat ini tidaklah mudah, khususnya di kota Bandung. Hanya center-center pengembangbiakan udang hias saja yang menyediakan kedua jenis udang hias ini, itupun harga Udang red bee Shrimp ekornya lumayan tinggi.
Pada saat itu, saya mencoba dulu mengambil 30 ekor calon indukan yang berumur sekitar 3-4 bulan, ukurannya sekitar 1,2 – 1,4 cm.
Saya tidak mengambil indukan dewasa dengan alasan khawatir dia tidak mampu beradaptasi dengan kondisi airnya, sedangkan saya masih belajar mengkondisikan airnya. Kalau yang masih muda, setidak-tidaknya akan ada upaya untuk membiasakan diri beradaptasi dengan lingkungan barunya, walaupun tidak dijamin 100 % bisa beradaptasi.
Tahap awal pemeliharaan
Sebelum mendatangkan calon indukan red bee dan black bee, langkah awal yang saya lakukan adalah mempersiapkan tank (aquarium) dengan ukuran (P x L x T) 100 x 50 x 25 cm, diisi dengan pasir khusus untuk udang hias (shrimp soil, seperti ADA atau Gex).
Harga Udang red bee Shrimp kilonya lumayan tinggi juga. Idealnya banyaknya shrimp soil untuk ukuran tank tersebut sekitar 5 kg, tapi saya coba dengan 2 kg.
Pasir ini berfungsi sebagai substrat pengkondisi air, selanjutnya air dimasukan ke dalam tank sebanyak ¾ tank, pasang filter dengan lubang penyedot airnya dibungkus spons dan diaktifkan selama seminggu sebelum udang dimasukan.
Berkenaan dengan kondisi air, udang red bee atau black bee ini membutuhkan kondisi air dengan tingkat keasaman (pH: Udang red bee Shrimp hydrogen) 6,2-7,0.
Jika terlalu basa (pH di atas 7,0), dalam hitungan jam saja udang ini bisa mati semua. Suhu air yang dibutuhkannya antara 23o – 25oC.
Selain itu, kadar CO2 (karbondioksida) nya pun harus terjaga, yaitu sekitar 9,3 mg/liter air. Begitu pula dengan kadar karbonat (KH: carbonate hardness) diupayakan harus 0o dGh, maksimum 0,5o dGh. Sedangkan tingkat kekerasan airnya (GH: total hardness) upayakan tetap antara 5o – 7o dGh.
Kadar CO2 di sini berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman (pH) air, semakin banyak CO2 maka pH akan semakin asam.
Sedangkan GH berfungsi sebagai pengontrol ketersediaan mikroorganisme sebagai makanan bagi red bee/black bee.
Untuk mengkondisikan air inilah soil shrimp tadi diperlukan.
Memasukan bibit indukan ke dalam tank
Setelah seminggu dikondisikan, barulah bibit indukan red bee/black bee dimasukan, tetapi tidak dimasukan secara langsung ke dalam air pada tank, udang-udang ini dibiarkan beradaptasi dulu sesaat dengan cara membiarkan udang tersebut dalam air pada plastik yang digunakan ketika udang tersebut dibawa dari tempat asalnya,
buka bagian atas plastiknya, masukan plastiknya ke dalam air tank tetapi tidak dibenamkan, biarkan air tank terpercik sedikit demi sedikit ke dalam plastik tersebut hingga udangnya keluar semua dengan sendirinya.
Proses ini bisa berlangsung berjam-jam, jadi tidak perlu ditungguin, biarkan saja.
Setelah semua udang keluar dari plastik, jangan aneh kalau perilakunya “aktif” (hilir mudik) dan warna tubuhnya agak berubah. Kalau pada red bee, warna merahnya berubah menjadi agak cokelat, kalau pada black bee, warna hitamnya menjadi agak pucat (sedikit kecoklat-coklatan).
Itu berarti mereka mengalami stres, biarkan saja kondisi itu, lambat laun akan terbiasa. Kalau warnanya sudah kembali seperti semula dan perilakunya tampak tenang, berarti sudah bisa beradaptasi, tapi jangan dulu diberi pakan, soalnya masih dalam kondisi “mabuk”.
Setelah 3 hari kondisinya tenang, baru diberi pakan khusus untuk udang, tapi jangan banyak-banyak, soalnya sisa pakannya akan akan mengalami fermentasi dan menghasilkan amoniak (NH4) yang tinggi dalam air, ini berbahaya bagi udang tersebut.
Setelah satu bulan dalam pemeliharaan, bibit indukan ini akan tampak pertumbuhannya, dari ukuran semula sekitar 1,2 cm menjadi hampir 2 cm. Hal ini menandakan bahwa bibit-bibit indukan ini dalam kondisi baik.
Pemeliharaan pada bulan pertama
Pemeliharaan indukan red bee/blek bee yang saya lakukan pada bulan pertama adalah dengan rutin mengontrol kondisi air, maksimal 3 hari sekali.
Karena semula saya menganggap bahwa kondisi air yang dibiarkan dalam tank terlalu lama akan berubah dengan terbentuknya amoniak dalam air, maka 1/3 air tank saya ganti dengan yang baru. Hal itu saya lakukan antara 4 sampai 5 hari sekali.
Tetapi hasilnya tidak sesuai harapan, setiap minggu pasti ada saja yang mati. Hingga setelah sebulan, hanya tersisa 12 ekor dari 30 ekor bibit indukan yang dimasukan.
Akhirnya saya coba cara yang lain dengan menggunakan tank kedua. Caranya hampir sama dengan yang sebelumnya, tapi untuk mengontrol kestabilan kondisi air, saya lakukan pergantian 1/3 tank setiap seminggu sekali dan membenamkan daun ketapang kering. Sedangkan pada tank pertama, tetap saya lakukan tindakan semula.
Pemahaman saya terhadap kondisi kandungan air adalah bahwa apabila kita melarutkan CO2 ke dalam air, maka kadar karbonat (KH) dalam air tetap, tapi tingkat keasaman (pH) akan turun (mejadi asam), sedangkan pada umumnya, air segar di wilayah kita memiliki pH netral (pH=7,0) atau lebih (agak basa), dan itu kurang cocok untuk red bee/black bee yang membutuhkan pH rendah.
Untuk mengatasi hal ini, saya mencoba bahan alami yang mampu menghasilkan asam organik berupa humic dan tannic.
Berdasarkan hasil pengujian di lab, senyawa asam ini dalam jumlah tertentu dapat menurunkan tingkat pH air, tetapi tidak mengubah kadar karbonatnya.
Senyawa asam organik ini saya dapatkan dari daun ketapang (Terminalia catappa, Sunda: katapang, Batak: hatapang, Minang: katapiěng, Maluku: ngusu, Rote: lisa, Papua: kalis) yang kering.
Kalau yang masih “basah” (berwarna hijau atau kuning kemerah-merahan), kandungan getah flavanoidnya masih terlalu tinggi dan bersifat toksik sebagai anti bakteri, ini bisa berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan red bee/black bee.
Nah... dengan membenamkan daun ketapang kering yang cukup lebar sebanyak 5 lembar ke dalam air di dalam tank kedua ini, ternyata setelah 7 hari kondisi air cukup stabil dengan pH= 6,5, GH= 7o dGh, KH= 0o dGh.
Barulah pada hari ke-8 bibit red bee dan black bee yang baru didatangkan, dimasukan. Biarkan daun ketapang tadi di dalam tank hingga lapuk dan hancur. Hasil lapukannya itu akan menjadi pakan bagi si udang. Jika telah habis, masukan lagi daun ketapang kering yang baru dan benamkan dengan jumlah yang hampir sama. Begitu seterusnya.
Sedangkan pergantian air yang semula dilakukan antara 4-5 hari sekali mengakibatkan kondisi air belum benar-benar stabil sudah diisi dengan air yang baru, ini menimbulkan perubahan yang terus menerus pada kondisi air itu. Makanya saya coba lakukan pergantiannya 8-10 hari sekali. Volume air yang diganti tetap sama, yaitu 1/3 tank.
Hasilnya, dalam waktu sebulan berikutnya red bee/black bee bisa bertahan dan hanya terdapat 3 ekor yang mati.
Sedangkan pada tank pertama yang diperlakukan dengan tindakan semula (dengan pergantian air 4-5 hati sekali dan tanpa daun ketapang kering), cuma menyisakan 9 ekor indukan, akhirnya saya pindahkan ke tank yang kedua.
Dari pengalaman itulah, saya mulai berani menambah bibit indukan dengan mendatangkan 100 ekor (75 ekor red bee dan 25 ekor black bee).
Pemeliharaan lanjutan
Pemeliharaan selanjutnya tidak banyak berubah, sama seperti perlakuan pada tank kedua. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah pengontrolan kondisi air secara rutin (3 hari sekali), yaitu mengecek pH, KH, dan GH air, serta pergantian air 1/3 tank antara 8-10 hari sekali.
Ingat... Jangan sekali-kali menggunakan air mineral atau air isi ulang...!!! Karena air ini akan menghilangkan fungsi dari shrimp soil dan terkadang bersifat agak basa. Begitu juga dengan air dari PAM, karena air PAM biasanya mengandung kaporit, sedangkan udang air tawar ini sangat rentan terhadap zat-zat kimia apapun.
Akan lebih baik menggunakan air dari mata air pegunungan, jika memungkinkan untuk mendapatkannya, atau menggunakan air sumur.
Jika pH meningkat (menjadi basa/di atas 7,0), ganti airnya dengan yang baru sebanyak 3-5 liter dan taburkan soil shrimps sekitar 5 sendok makan secara merata. Untuk kondisi KH dan GH, nggak usah khawatir, soalnya keduanya tergantung pada pH, jadi cukup kendalikan pH nya saja.
Jika suhu airnya melebihi 25 oC, biasanya udang ini tampak gelisah dan kalau dibiarkan dalam suhu itu, kemungkinan bisa ada yang mati.
Karena saya menggunakan energi lampu pijar untuk menghangatkan airnya, tidak menggunakan aquascape water heater, jadi jika suhu airnya melebihi batas maksimum, saya matikan lampunya hingga suhunya turun dan dinyalakan lagi kalau suhunya sudah mencapai 23 oC.
Untuk pemberian pakan, tidak sering, cukup diberikan jika sisa-sisa pakan sebelumnya tidak kelihatan lagi di dasar tank.
Penanganan anakan
Setelah 3 bulan bibit indukan dipelihara, berarti umurnya sekitar 7-8 bulan, akan tampak red bee/black bee betina mulai menggendong telur di bagian bawah perutnya. Cirinya, bagian bawah perutnya agak menggembung, jika disorot cahaya dari atas akan tampak warna kekuning-kuningan.
Bagaimana membedakan red bee/black bee betina dan jantan? ... Agak sulit memang .... tapi umumnya yang betina tampak dari perbedaan warna antara putih dengan merah (pada red bee) dan putih dengan hitam (pada black bee) yang lebih tegas dibandingkan dengan perbedaan warna pada jantannya. Dan itu baru bisa dibedakan kalau sudah berumur di atas 6 bulan.
Indukan red bee/black bee betina akan mengandung telurnya selama ±30 hari, dan setelah itu akan menetaskan telurnya di rumpun-rumpun tanaman air atau di dasar pasir.
Tanaman air yang disenanginya biasanya jenis kabomba (Cabomba aquatica, Cabomba caroliniana, Cabomba furcatta). Berselang 1-2 minggu akan tampak anakan red bee/black bee yang sangat kecil, lebih kecil dari jentik nyamuk lho...
Nah... anakan-anakan ini biarkan saja dulu tinggal pada satu tank dengan induknya, nggak usah khawatir dimangsa induknya, karena udang jenis ini tidak bersifat kanibal.
Setelah umur 2-3 bulan, baru anakan-anakan ini bisa dipindahkan ke tank lain. Tapi perlu dikondisikan dulu airnya. Caranya:
Siapkan tank dengan ukuran disesuaikan kebutuhan, jika sama dengan ukuran tank indukan, maka lakukan tindakan yang sama dengan pada saat mempersiapkan tank indukan.
Perbedaannya adalah air yang yang digunakan diambil dari air tank indukan yang sudah stabil kondisinya sebanyak 1/3 tank,
dan kemudian tambahkan air yang baru.
Biarkan selama seminggu dalam kondisi yang sudah lengkap dengan shrimp soil dan ...jangan lupa... daun ketapang keringnya... Jika menggunakan filter, amankan lubang penyedot airnya dengan spons, biar udangnya nggak ikut kesedot nantinya...
Setelah siap dan kondisi airnya stabil, baru anakan yang berumur 2-3 bulan tadi dipindahkan dengan cara masukan air tank indukan dimana anakan tadi berada ke dalam kantong plastik,
lalu tangkap dan masukan anakan ke dalam air di plastik tadi, baru kemudian dipindahkan ke tank untuk anakan dengan memasukan plastiknya ke dalam tank,
sama seperti perlakuan pada saat memasukan calon indukan seperti yang telah diuraikan pada bagian awal, agar beradaptasi dulu.
0 Response to "MENGENAL UDANG HIAS RED BEE SHRIMP"
Post a Comment